Jeu Du Destin

Standard

Jeu Du Destin

-It’s about secret, imagination, and freedom.

How the fate is playing on you.-

Antara dua orang yang memiliki nasib sama, tidak menutup kemungkinan bahwa keduanya akan saling mengeluh tentang hidup mereka.

Bercerita dan berusaha untuk melupakan masalah di dunia nyata dengan membuat dunia baru yang mereka sebut –secret world-imagination world- dimana hanya ada mereka berdua, melakukan banyak hal dengan mengabaikan segala complicated rules yang ada di dunia nyata.

Mereka adalah partner –dalam dunia mereka- berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa dalam hidup mereka masing-masing.

Mereka bebas –dengan melakukan hal-hal yang jarang sekali kebanyakan orang lakukan-

“we don’t need anything in our secret world,

nobody’s invited, it’s just you and me… always.”

-Kevin Jay-

“but I still hate you, you who are still stranger,

You who have the monster eyes that make me scared.”

-Melika Maryam-

Kekayaan adalah suatu hal yang tidak dapat menjamin hidup mereka akan bahagia. Meskipun dengan kasih sayang dan perhatian yang orang tua mereka berikan, mereka masih merasa kesepian.

Angan –imagination-

Privacy in secret world.

Entahlah… tidak ada yang tahu maksud dari itu semua, hanya mereka berdua –Kevin Jay dan Melika Maryam-. Kehidupan mereka sempurna, kaya, pintar, dan memiliki orang tua yang perhatian. Tapi jauh dari lubuk hati mereka, mereka kesepian…

Mereka menginginkan kebebasan, hati mereka menginginkan itu. Namun mereka sendiri tidak tahu kebebasan seperti apa itu. –suatu kebebasan yang tidak pernah tercapai-

“coz actually we are the same. I feel a great lonely.

I look for the answer everywhere… but I find nothing. I call

For a help everyday and night. But nobody gives me

a hand and guide me. I’m so tired.”

-Kevin Jay-

“yeah, me too… But I can do nothing. Being free is hard.

Nobody can give me freedom.”

-Melika Maryam-

Mereka sama, namun berbeda… prinsip. Bahkan kehidupan –normal- yang mereka jalani pun berbeda.

-Kevin Jay-

Si jenius sekaligus kingka di JKT International High School. Seorang cassanova yang memiliki julukan happy virus karena selera humornya yang tinggi. Selalu membawa kebahagiaan dengan bertingkah konyol dan menjahili teman-temannya bersama partner in crime-nya –Samuel Lawoma- si moodmaker.

Namun siapa yang dapat menebak isi hati seseorang? –jawabannya tidak ada.

Kehidupannya adalah topeng. Dunianya terlalu membosankan dan melelahkan. Bahkan begitu flat.

-Melika Maryam-

Si ceroboh yanga aneh. Dia tidak akan melakukan suatu hal dengan benar karena kecerobohannya. Bahkan itu akan menciptakan masalah baru. Orang-orang di sekitarnya menganggap dia aneh. Mereka berpikir seorang Melika Maryam adalah penyuka sesama jenis karena kebiasaannya melakukan skinship dengan teman-teman perempuannya, dan karena kebenciannya terhadap laki-laki.

Namun siapa yang tahu apa yang sebenarnya terjadi? –jawabannya hanya dia.

Hidupnya terlalu berharga hanya untuk menanggapi hal itu. Tidak ada yang tahu dirinya yang sebenarnya. Begitu menyedihkan.

Tapi Kevin Jay dan Melika Maryam adalah sama, tetap sama.

“I just need a world that can let go of my boring and tiring life.

A world where is no limit and no rules.”

-Kevin Jay-

“I do want it. I also need it. I’m too tired

Of being like this… always. Nobody understands me,

Nobody hears me to complain about this life.”

-Melika Maryam-

Tiga tahun lamanya mereka saling mengenal, membuat mereka mengerti tentang satu sama lain. Bahkan untuk hal yang orang lain tidak tahu dan masih dianggap tabu.

Namun takdir berkata lain. Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Perpisahan yang terjadi karena suatu masalah.

Tunggu, masalah?!

Bukankah hidup tanpa masalah akan terasa biasa saja? –datar dan tanpa warna-

Yeah, itulah hidup. Setiap orang pasti memiliki masalah dalam hidup mereka. Namun setiap orang juga dapat menyelesaikannya dengan berbagai cara.

Sama halnya dengan mereka berdua, -Kevin Jay dan Melika Maryam- perbedaan prinsip menjadi masalah dalam kehidupan mereka. Sebenarnya mereka sering bertengkar karena hal itu, namun setelahnya mereka akan berbaikan, berbicara dan bercanda seolah tidak terjadi apa pun.

Dan akhirnya ego telah mengalahkan mereka, membuat mereka berpisah hanya karena terlalu lelah untuk selalu memperdebatkan hal itu.

“I think… it’s about the time I should back on my way.

I’ve been lost too far. And now I may lost

someone that I really love so much.”

-Kevin Jay-

“I don’t understand what you said about.

We must done these all… you’ve entered my life too far and changed my mind.

But thanks for everything. You may get a better one than me.”

-Melika Maryam-